Minggu, 11 Maret 2018

Hotel Penuh



HOTEL PENUH


Suatu malam di sebuah kota kecil di Philadelphia, USA. Sepasang suami istri paruh baya dengan pakaian sederhana memasuki hotel kecil. Keduanya bertanya kepada resepsionist hotel: “Apakah masih ada kamar untuk kami berdua?”
Resepsionist menjawab: “Ma’af sekali, Pak. Kamar penuh semua, kebetulan di kota ini sedang ada tiga event besar sehingga semua hotel penuh.”
Suami: “Ooowh, baiklah kalau begitu.”
Resepsionist: “Tetapi saya tidak mungkin menolak Bapak & Ibu serta membiarkan pergi di tengah malam begini. Sementara di luar sana hujan badai terdengar keras sekali. Jika berkenan, Bapak dan Ibu boleh menginap di kamar saya. Segera akan saya bereskan dulu.”
Suami istri: Mengangguk, tanda setuju. “Terima kasih, anak muda”.
Dua tahun berlalu...
Resepsionist itu pun hampir lupa dengan kejadian tersebut.

Lelaki muda ini mendapatkan surat yang dilampiri dengan tiket pesawat pulang-pergi untuknya. Isi surat itu dari seseorang yang mengingatkan kembali ia pada sepasang suami istri paruh baya di malam hujan badai & ingin menginap di hotel.
Sesampainya di New York, lelaki muda ini dibawa ke sudut 5th Avenue & 34th street ( jalan utama paling elite di tengah-tengah Kota New York). Lalu ia ditunjukkan pada sebuah gedung baru yang saangat megah (sebuah sky scraper= gedung pencakar langit) yang mewah.
Pemberi surat: “itu adalah haotel baru yang saya bangun untuk kamu kelola.
Lelaki muda: (sangat terkejut), “Anda pasti sedang bercanda...?”
Pemberi surat: “ehmmm, tidak. Saya tidak bergurau, saya serius anak muda.”

                                                                                         
Nama pemberi surat tersebut adalah Mr. William Waldorf Astor, pengusaha  hotel mewah terkaya di dunia, dan bangunan megah itu adalah hotel termewah di Amerika Serikat.

Resepsionist muda itu bernama George C. Boldt yang akhirnya menjadi CEO dan presiden direktur dari jaringan hotel mewah Waldorf Astoria Hotel yang kini berdiri megah hampir di selurh kota-kota besar di seluruh dunia.
                                        
 

Para pembaca....
Jangan pernah letih untuk berbuat baik. Berbuat baiklah dan bersikap baiklah kepada siapa pun, kapanpun, dan di mana pun.
Jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja atau performance luarnya.
HUKUM QUANTUM yang merupakan sunnatulloh di alam semesta berbunyi:
You get what you give, whether it’s good or bad”
Kalian pasti akan mendapatkan sesuai dengan yang kalian kemukakan / lontarkan (pikirkan, ucapkan, lakukan), tak peduli apakah itu sesuatu yang baik atau yang buruk.

Toko Roti



TOKO ROTI


Seorang sahabat yang tinggal di Australia bercerita tentang pengalamannya, sebagai berikut:
“Suatu sore, setelah menikmati secangkir kopi di Gloria Jeans Cafe ( yg capucino-nya paling enak, menurut saya), kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kiskis dan minta kepada si mbak penjaga toko roti tersebut untuk dipotongkan, sehingga nanti di rumah tinggal comot dan makan.
Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar.
Eh, ditolak oleh mbak penjaga toko itu, dengan senyum manis sambil berkata: “it’s free nothing to pay”.
Terkejut saya, dan saya yakinkan diri dengan membalas tuturannya: “are you sure?”
Gadis remaja yg bertugas jualan menjaga toko roti itu pun menjelaskan, bahwa kalau toko sudah ditutup, roti tidak boleh dijual lagi. Hanya boleh diberikan kepada siapa saja yang mau atau diantarkan ke second hand shop untuk orang yang membutuhkan.
Lumayan tercengang mendengar penjelasan mbak tsb. Terbayang kalau di Indonesia, waaah bisa bangkrut ini. Pembeli bakalan menunggu toko tutup supaya dapat roti gratisan.
Belum selesai saya ngobrol dengan mbak penjaga toko roti, tiba-tiba ada sepasang suami istri yang juga mau belanja roti. Tampak laki-laki pria bule asal Australia & istrinya berwajah Asia. Keduanya telah mendengarkan percakapan saya tadi. Si wanita  itu pun meminta roti kepada mbak penjaga toko roti, tapi dicegah oleh suaminya.
Suaminya berkata: “no darling, please. We have enaough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it.”
Wah! Waaah... panas juga telinga ini. Ego saya memuncak, merasa tersindir dengan perkataannya. Dalam hati saya bergumam, “hmmmm... saya ini juga pengusaha dulunya, tahu! Cuma dalam hati terucap... karena harus menahan diri dan tidak baik ribut dengan orang yang belum dikenal.”
Kata-kata  suami kepada istrinya di toko roti itu pun terbawa terngiang hingga menjelang saya tidur. Jadilah sebagai bahan renungan untuk saya. KALAU SEMUA ORANG YANG PUNYA DUIT IKUT ANTRI DAN DAPATKAN ROTI GRATIS, BERARTI ORANG-ORANG YANG BETUL-BETUL MEMBUTUHKAN TIDAK BAKALAN KEBAGIAN LAGI ROTI GRATIS ITU.
Meski sesungguhnya saya mau membayar tadi, mbak penjaga toko itu pun menolak uang saya. Sungguh! Pelajaran hidup yang tidak mungkin saya lupakan.
Kalau kita sanggup beli, jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang  lebih membutuhkan yang mendapatkannya. KONKRET ini! SEBUAH KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA YANG DITERAPKAN DENGAN KESUNGGUHAN HATI.
Tuhan sudah memberikan berkah yang cukup untuk kita, tidak perlu lagi kita mengambil bagian berkah yang diperuntukkan bagi orang lain. Dalam Qur’an sudah disebut berulang-ulang tertera  pada surat Ar-Rahman: “MAKA... NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?”